16 April 2009

UNTUK SESEORANG YANG KUKENAL

Tak pernah hilang dari benakku
Tentang seesorang
Yang tak sepenuhnya kukenal
Dari kelana hati, dari mimpi
Dan dari jejak-jejak yang tlah terlawati
Hingga tinggalkan misteri di hati
Seringkali sekeras ombak menerjang bebatuan
Terkadang selembut angin menghempas dedaunan
Bahkan juga dingin membatu seperti mati suri

Untuk seseorang…
Ku yakin hatimu tak sekeras batu karang
yang ku tahu ceriamu lebih cerah dari kerlip sang kembara malam
serta senyummu yang lebih indah dari rekahan bunga kala fajar bersinar
maka, becerminlah dan lihatlah dirimu disana
berpijar indah bak lentera dunia

untuk seseorang di sana…
janglah terlena kerlip dunia fana
melainkan lihatlah apa adanya, meski sederhana
dan, terimalah uluran tangan ini
sebagai tanda mencairnya beku hati
bersamamu.. ingin ku lukis damai di jiwa

06 April 2009

Hiu punya anak tanpa kawin??

Taukah teman2,,
Sebagian ikan hiu ternyata memiliki sifat partenogenesis sehingga dapat melahirkan tanpa kawin. Contohnya seekor ikan hiu yang dipelihara di Virginia Aquarium & Marine Science Center.

Seperti dilaporkan Journal of Fish Biology, seekor anak ikan hiu yang hidup di sana dipastikan tidak memiliki jejak genetik hiu jantan. Hiu tersebut berasal dari spesies ikan hiu berpunggung garis dari laut Atlantik.

Kelahiran tersebut diketahui saat hiu betina bernama Tidbit yang dipelihara di akuarium selama 8 tahun tewas setelah menjalani perawatan selama setahun. Saat dilakukan nekropsi (otopsi), para peneliti kaget karena di dalam perut ikan sepanjang 1,5 meter dan berat 47 kilogram itu ditemukan bayi hiu sepanjang 25 centimeter. Lebih mengagetkan karena tidak ada hiu jantan di akuarium tersebut.

Ini merupakan laporan kedua peristiwa reproduksi aseksual pada ikan hiu. Ikan hiu baru diketahui memiliki sifat partenogenesis dari seekor anak hiu kepala martil yang lahir di Kebun Binatang Omaha, Nebraska.

"Kemungkinan partenogenesis biasa pada ikan hiu jika populasinya turun begitu rendah sehingga ikan hiu betina kesulitan mencari pasangan," ujar Mahmood Shivij, ilmuwan dari Guy Harvey Research Institute, Universitas Florida.

Dengan perkawinan biasa, seekor induk ikan hiu dapat melahirkan lusinan keturunan. Namun, dengan partenogenesis hanya melahirkan satu ekor anak.

Selain ikan hiu, pertenogenesis ditemukan pada amfibi, reptil, dan burung. Namun, reproduksi aseksual ini lebih banyak ditemui pada hewan-hewan tak bertulang belakang.

Wah2... aneh juga yaaa?.. moga g ada deh pada manusia... hmmmm :)

Dikutip dari http://www. kompas.com

Membaca, membuka cakrawala dunia

Seorang pemimpin dapat mengetahui segala hal dengan membaca. Orang berpendidikan yang jarang membaca dapat dikalahkan oleh orang yang tidak pernah sekolah sekalipun, namun rajin membaca. Banyak murid bahkan dapat lebih pandai daripada gurunya jika ia rajin membaca.


Mengapa dengan membaca?

Dalam konteks agama Islam, kata “bacalah” adalah perintah pertama dari Allah yang disampaikan pada Nabi Muhammad SAW melalui perantara melaikat JIbril. Pernahkah anda berfikir, mengapa harus kata ”bacalah” dan bukan kata yang lain?

Membaca adalah suatu aktivitas yang membutuhkan konsentrasi dan penalaran yang baik. Saat kita membaca, mata melihat deretan tulisan, dan otak menerjemahkan susunan huruf-huruf menjadi kata dan kalimat yang memberi arti. Ketika membaca, seseorang dapat menjelajah keluar “dunia yang sesungguhnya”, berkeliling menikmati indahnya kota-kota penting di setiap Negara, menemui orang-orang yang berada di belahan bumi yang lain, bahkan dengan membaca kita bisa menemui segala hal yang pernah ada ratusan tahun sebelum kita dilahirkan. Anak kecil yang dibiasakan dibacakan dongeng oleh orang tuanya ketika akan tidur biasanya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena adanya imajinasi dari dalam dirinya yang dapat membantu proses belajar anak-anak menjadi lebih optimal. Anak-anak yang terbiasa membaca sedari kecil akan mendapatkan tambahan pengatahuan yang tidak diajarkan di sekolah maupun yang tidak dia lihat dalam kehidupannya sehari-hari.

Seorang pembicara ternama, Jim Rohn, bahkan mengatakan bahwa kita dapat menjadi pakar dalam suatu bidang jika kita hanya mau menginvestasikan waktu 1 jam setiap hari selama 5 tahun untuk mempelajari buku-buku mengenai bidang tersebut. Hal itu baru jika kita mau meluangkan waktu 1 jam dalam sehari. Mari kita bayangkan jika kita membaca lebih dari 1 jam bahkan berjam-jam dalam satu hari, pasti akan lebih banyak bidang yang dapat kita kuasai. Akan lebih hebat lagi jika proses membaca itu sudah berlangsung sejak anak-anak, pasti masa tuanya hanya tinggal menunggu menuai buah dari ilmu yang telah tersimpan.

Namum sayangnya, kegiatan membaca sepertinya belum membudaya di negeri ini. Tingkat membaca Negara Indonesia yang sudah merdeka sejak tahun 1945 harus rela dikalahkan oleh tetangga sebelah seperti Malaysia, Singapura, bahkan Filipina yang baru merdeka beberapa tahun setelah Indonesia. Seharusnya kita bisa becermin pada Negara maju seperti Jepang yang mempunyai budaya gemar membaca, meskipun pada saat ini teknologi sudah semakin maju, namun budaya membaca di Negara yang pernah menduduki wilayah Indonesia selama 350 tahun itu tidak juga luntur tergerus derasnya arus perkembangan zaman.

Tidak salah jika semakin lama Indonesia semakin banyak dikalahkan oleh Negara lain. Tapi, yang pasti tidak ada kata terlambat untuk melakukan suatu hal yang baik dan perlu diingat bahwa penyesalan bukanlah penyelesaian. Yang perlu untuk kita koreksi adalah sudahkah kita dan orang orang di sekeliling kita mulai membaca? Jika belum, maka mulailah dari sekarang dari diri kita sendiri. Dengan begitu, kita memberikan kontribusi pada Negara ini demi kehidupan bangsa yang lebih baik.