Iffat Khoirunnisa, adik bungsuku ini memang sedikit berbeda dibandingkan semua kakaknya. Sejak kecil dia sudah tertarik dengan kegiatan gambar menggambar. Saat balita diaa sangat gemar mencorat-coret tak menentu, kemudian mulai bisa membuat lingkaran yang secara bertahap semakin kentara sebagai gambar wajah. Berawal dari itulah dia kemudian semakin suka menggambar wajah. Awalnya karakter orang yang digambarnya adalah kakak-kakaknya, jika dia sedang kesal dengan salah satu kakaknya, maka gambar kakaknya tersebut akan dibuat buruk dan sebaliknya.
salah satu gambar Iffat |
Meski sebenarnya ia memiliki hobi lain, namun sampai sekarang (kelas 4 SD) dia tetap ratunya menggambar di rumah. Sempat juga sih membuat orang tua kesal karena ketika jam belajar tiba ia masih saja memenuhi buku tulisnya dengan coret-coretan gambar. Buku tulis untuk sekolahnya pun menjadi tak rapi karena dipenuhi gambar yang dibuatnya di sela-sela pelajaran. Hingga orang tuaku pun menegurnya, efeknya sih dia kelihatan menurut, dari depan bukunya tetap terlihat rapi namun dari belakang, olala.. full gambar semua. Jadi sebagian besar buku tulisnya bisa dibuka dari dua sisi, side A (dari depan) untuk menulis pelajaran dan side B (dari belakang) untuk menggambar. Meskipun dia suka menggambar dan membaca (sebenarnya dia juga berpotensi untuk menulis cerita juga sih, tapi masih kesulitan mencari waktu untuk menulis hehe..) Alhamdulillah.. dia selalu mendapat peringkat baik di sekolahnya
salah satu gambar side B yang masih dalam proses (wajahnya masih kosong) |
Hanya saja, ampai sekarang aku masih bingung, bagaimana caranya untuk bisa memaksimalkan potensi adekku yang satu itu, soalnya aku memang jarang berurusan dengan gambar menggambar. Adekku pun ga punya banyak waktu khusus untuk mengasah kemampuannya karena tiap hari sudah disibukkan dengan kegiatan formal sekolah hingga sore. Ada masukankah agar coretannya bisa menjadi lebih berharga? hmm.. :)