29 November 2013

Selembar Cinta untuk Ibu

 Terima kasih Ibu, telah merawatku hingga sehat wal'afiat... makasih bu.. ^_^ (Intan).

Terima ibu, telah merawatku hingga kecil dan besar saya sehat wal'afiat, makasih bu.. (Nabila).



I Love U ibu Tiwik (Elsa).

Terima kasih Ibu telah merawatku hingga sebesar ini (Bukit).


"A good name is better than riches"
Berkat jasamu saya bisa menjadi baik seperti ini, Makasih biyung ^_^ (Suci)

Terima kasih Ibu engkau telah membesarkanku hingga sebesar ini!! 
"Terima kasih Ibu" (Putri)



I Love U mamak Juni (Juliana) 



Terima kasih Ibu, telah merawatku sewaktu aku sakit (Faisal)

Terima kasih ibu, engkau telah membesarkanku hingga besar sampai saai ini. 
"Terima kasih Ibu" (Priya) 

Terima kasih Ibu, sudah membelikan jam tangan (Zaki)



 I Love U - ILY. Terima kasih Ibu engkau telah membesarkanku hingga besar sampai saat ini. 
"Terima kasih Ibu" (Rafin)


 Terima kasih Ibu engkau telah membesarkanku hingga besar sampai saat ini. 
"Terima kasih Ibu" (Ani)


Kita ke danau mencari ikan
ikannya berwarna abu-abu
saya di sini mengucapkan
selamat hari ibu (Iis)


Terima kasih ibu, kebaikannya ibu, lofyu ibu karena Allah.
Berkat ibu saya bisa bersekolah (Nita)

Oh Ibu engkau segalanya bagiku 
dan engkau selalu menemaniku 
bila sedih engkau menghibur
engkau merawatku sejak aku kecil
dari matahari terbit hingga terbenam
engkau segalanya bagiku
Ibu jasamu takkan kulupakan (Nisa)


para krucils


ABG unjuk gigi :D



Lembaran tanda cinta kami untuk Ibu

28 November 2013
TPA Ulul Albab :)

28 November 2013

Kenapa harus menikah?

Akhir-akhir ini cukup banyak unek-unek yang sudah berjejal minta keluar dari kepala. Maklum, sudah lama sekali nggak menulis, sampai-sampai blog yang tidak jelas ini ikut telantar. Lagi-lagi tentang nikah (semoga tidak bosan yaa..). Berhubung beberapa teman dan kerabat yang akhir-akhir ini banyak curhat tentang nikah, ya sudah kutulis saja sekalian, biar puas, hehe..

Fenomena cinta tapi nggak nikah
Sebagai seorang muslim yang baik, hendaknya mengetahui batasan-batasan dalam hubungan pria-wanita yang bukan mahram. Hal yang wajar ketika seorang pria tertarik pada wanita, dan sebaliknya. Itu merupakan fitrah, karunia yang Allah berikan agar dapat melanjutkan keturunan. Perlu digarisbawahi bahwa ketertarikan itu harus dimanage agar tetap bermuara di jalur yang benar yaitu pernikahan yang barokah.

Manajemen cinta itulah yang nantinya akan menentukan barokah tidaknya suatu pernikahan. Kebanyakan kasus yang saat ini dialami wanita adalah “statusnya” digantung oleh orang yang “merasa” mencintai ataupun dicintainya. Si lelaki bilang cinta, akan menikahi, namun sampai lama tak kunjung menjadi nyata. Jika ditanya, tak ada kepastian, alasan A hingga Z menjadi senjata. Ah, konyol jika masih percaya karena hanya lelaki tak dewasa yang melakukannya. Bahasa kerennya cemen, tak berani nikah tapi berani umbar cinta. Sudah tinggalkan sajalah :P

Sebaik apapun orangnya, meskipun kaya raya, tampan, memiliki body atletis, ah semuanya jadi luntur kalau cemen. Sayangnya, wanita memang lebih banyak mengandalkan perasaan sehingga sering termakan perangkap semacam ini. Bahkan ada yang rela menunggu hingga bertahun-tahun tanpa kejelasan (hubungan tanpa status), atau dengan pacaran yang ujung-ujungnya justru putus. Jelas ini sangat merugikan wanita ditinjau dari aspek manapun, terlebih jika terjadi hal-hal yang diinginkan.. :D

Pria yang baik tentunya harus bisa menjaga ucapan juga sikapnya. Lihatlah ke dalam diri apakah benar anda sudah siap menikah (memiliki ilmu, memiliki visi, siap memberi nafkah, dll) ataukah sebatas ingin menikah? Jika belum siap menikah alias baru ingin saja, tolonglah tidak mengumbar cinta pada wanita. Jagalah kehormatan wanita yang katanya kau cintai dengan menjaga perasaannya dan menjaga agamanya dengan berkomitmen untuk mengkhitbah lalu menikahinya. Wanita pun seharusnya sadar, tak perlulah menunggu seseorang yang tidak bisa memberi kepastian, padahal di luar sana banyak yang lebih baik, yang lebih dewasa, yang lebih berilmu dan lebih berani berkomitmen (untuk menikah). Bukankah lebih baik mengisi hari demi hari dengan kebaikan daripada hanya galau menunggu ketidakjelasan?

Ingat, Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu juga sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang melimpah (yaitu: surga)” (QS. An Nuur: 26).


Motivasi menikah
Bagi yang merasa masih galau, tenang ada beberapa motivasi menikah untuk mengupgrade diri, menanggalkan baju cemen dan menggantinya dengan baju pahlawan. Simak baik-baik yaa..  :D

Secara garis besar, keuntungan terbesar menikah adalah dapat menjaga kesucian. Mengapa? Karena dalam pernikahan ada mitsaqan ghalidza (perjanjian yang sangat agung) yang setara dengan perjanjian Allah dan para Nabi. Perjanjian itulah yang menyatukan 2 orang sebagai pasangan (suami-istri) di dunia, Insyaallah juga di akhirat. Perjanjian yang mengubah hal haram antara wanita dan pria yang bukan mahram menjadi halal bahkan berpahala, meski sama aktivitasnya.

 “Barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah karena itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya ia berpuasa sebab itu dapat mengendalikanmu” (HR. Bukhari dan Muslim)


Pernikahan juga sarana menyempurnakan agama. Banyak sekali ibadah yang besar nilainya hanya dapat dilakukan oleh orang yang sudah menikah, karenanya pernikahan juga disebut-sebut sebagai separuh dari agama.

“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, hendaknya dia bertaqwa kepada Allah untuk menjaga separuh sisanya” (HR. Baihaqi).


Takut miskin? Tenang, menikah juga akan mendatangkan rizki. Janji Allah, 

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An Nuur: 32).


Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rizki) bagimu” (HR. Hakim dan Abu Dawud).


Sebenarnya masih banyak motivasi menikah lainnya yang tidak dapat ditulis satu persatu di sini, maklumlah pemilik blog juga masih single jadi belum bisa memotivasi lebih banyak. Doakan yaa, segera dipertemukan dengan jodoh agar lain waktu dapat memotivasi berdasarkan pengalaman pribadi, hehe :D

Terakhir, hal terpenting adalah luruskanlah niat hanya karena Allah dalam hal apapun termasuk menikah. Tak lupa perdalam ilmu agama, keluarga, parenting, komunikasi dan lainnya. Sehingga semoga kelak pernikahan sahabat semua dikaruniai Allah sakinah (ketemtraman), mawaddah (cinta), rahmah (kasih sayang) dan berkah (selalu bertambah kebaikan).

Rasulullah SAW bersabda, “seburuk-buruk kalian adalah yang tidak menikah, dan sehina-hinanya mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari)

Semoga Allah menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih baik, mempertemukan kita dengan jodoh yang terbaik, pada kesempatan yang baik pula.. Aamiin.. :) 

Hanya satu

Ini nih lagu yang selalu bikin aku mewek, termasuk tadi siang saat nggak sengaja denger di radio. 

Persembahan untuk para orang tua di manapun  berada.. 
Meski raga tak bertemu, meski mata tak bertatap, namun cinta dan rindu ini tak pernah surut. Kami putra-putrimu selalu berdoa untukmu dan berharap selalu bisa membersamaimu, di dunia maupun di tempat terindah-Nya, surga..
Terima kasih untuk semuanya.. :')

Nyanyi bareng yuuuk..



Hanya Satu - Mocca

Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Dalam dekap seorang ibu

Hanya satu pintaku
Tuk bercanda dan tertawa
Di pangkuan seorang ayah

Reff: apa bila ini
hanya sebuah mimpi
ku selalu berharap
dan tak pernah terbangun

Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Di pangkuan ayah dan ibu

Repeat reff

Hanya satu pintaku
Tuk memandang langit biru
Dalam dekap ayah dan ibu