Akhir-akhir
ini cukup banyak unek-unek yang sudah berjejal minta keluar dari kepala.
Maklum, sudah lama sekali nggak menulis, sampai-sampai blog yang tidak jelas
ini ikut telantar. Lagi-lagi tentang nikah (semoga tidak bosan yaa..).
Berhubung beberapa teman dan kerabat yang akhir-akhir ini banyak curhat tentang
nikah, ya sudah kutulis saja sekalian, biar puas, hehe..
Fenomena cinta tapi nggak nikah
Sebagai seorang muslim yang baik,
hendaknya mengetahui batasan-batasan dalam hubungan pria-wanita yang bukan
mahram. Hal yang wajar ketika seorang pria tertarik pada wanita, dan sebaliknya.
Itu merupakan fitrah, karunia yang Allah berikan agar dapat melanjutkan
keturunan. Perlu digarisbawahi bahwa ketertarikan itu harus dimanage agar tetap
bermuara di jalur yang benar yaitu pernikahan yang barokah.
Manajemen cinta itulah yang nantinya
akan menentukan barokah tidaknya suatu pernikahan. Kebanyakan kasus yang saat
ini dialami wanita adalah “statusnya” digantung oleh orang yang “merasa” mencintai
ataupun dicintainya. Si lelaki bilang cinta, akan menikahi, namun sampai lama tak
kunjung menjadi nyata. Jika ditanya, tak ada kepastian, alasan A hingga Z
menjadi senjata. Ah, konyol jika masih percaya karena hanya lelaki tak dewasa
yang melakukannya. Bahasa kerennya cemen, tak berani nikah tapi berani umbar
cinta. Sudah tinggalkan sajalah :P
Sebaik apapun orangnya, meskipun
kaya raya, tampan, memiliki body atletis, ah semuanya jadi luntur kalau
cemen. Sayangnya, wanita memang lebih banyak mengandalkan perasaan sehingga sering
termakan perangkap semacam ini. Bahkan ada yang rela menunggu hingga
bertahun-tahun tanpa kejelasan (hubungan tanpa status), atau dengan pacaran
yang ujung-ujungnya justru putus. Jelas ini sangat merugikan wanita ditinjau
dari aspek manapun, terlebih jika terjadi hal-hal yang diinginkan.. :D
Pria yang baik tentunya harus bisa
menjaga ucapan juga sikapnya. Lihatlah ke dalam diri apakah benar anda sudah
siap menikah (memiliki ilmu, memiliki visi, siap memberi nafkah, dll) ataukah
sebatas ingin menikah? Jika belum siap menikah alias baru ingin saja, tolonglah
tidak mengumbar cinta pada wanita. Jagalah kehormatan wanita yang katanya kau
cintai dengan menjaga perasaannya dan menjaga agamanya dengan berkomitmen untuk
mengkhitbah lalu menikahinya. Wanita pun seharusnya sadar, tak perlulah
menunggu seseorang yang tidak bisa memberi kepastian, padahal di luar sana
banyak yang lebih baik, yang lebih dewasa, yang lebih berilmu dan lebih berani
berkomitmen (untuk menikah). Bukankah lebih baik mengisi hari demi hari dengan
kebaikan daripada hanya galau menunggu ketidakjelasan?
Ingat, “Wanita yang baik
adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang baik pula
(begitu juga sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan rizki yang melimpah (yaitu:
surga)” (QS. An Nuur: 26).
Motivasi menikah
Bagi yang merasa masih galau,
tenang ada beberapa motivasi menikah untuk mengupgrade diri, menanggalkan baju
cemen dan menggantinya dengan baju pahlawan. Simak baik-baik yaa.. :D
Secara garis besar, keuntungan
terbesar menikah adalah dapat menjaga kesucian. Mengapa? Karena dalam pernikahan
ada mitsaqan ghalidza (perjanjian yang sangat agung) yang setara dengan
perjanjian Allah dan para Nabi. Perjanjian itulah yang menyatukan 2 orang sebagai
pasangan (suami-istri) di dunia, Insyaallah juga di akhirat. Perjanjian yang mengubah
hal haram antara wanita dan pria yang bukan mahram menjadi halal bahkan berpahala,
meski sama aktivitasnya.
“Barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia menikah karena itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya ia berpuasa sebab itu dapat mengendalikanmu” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pernikahan juga sarana menyempurnakan
agama. Banyak sekali ibadah yang besar nilainya hanya dapat dilakukan oleh
orang yang sudah menikah, karenanya pernikahan juga disebut-sebut sebagai
separuh dari agama.
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, hendaknya dia bertaqwa kepada Allah untuk menjaga separuh sisanya” (HR. Baihaqi).
Takut miskin? Tenang, menikah
juga akan mendatangkan rizki. Janji Allah,
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. An Nuur: 32).
Dari Aisyah, “Nikahilah olehmu kaum wanita itu, maka sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta (rizki) bagimu” (HR. Hakim dan Abu Dawud).
Sebenarnya masih banyak motivasi
menikah lainnya yang tidak dapat ditulis satu persatu di sini, maklumlah pemilik blog juga
masih single jadi belum bisa memotivasi lebih banyak. Doakan yaa, segera
dipertemukan dengan jodoh agar lain waktu dapat memotivasi berdasarkan pengalaman
pribadi, hehe :D
Terakhir, hal terpenting adalah luruskanlah
niat hanya karena Allah dalam hal apapun termasuk menikah. Tak lupa
perdalam ilmu agama, keluarga, parenting, komunikasi dan lainnya. Sehingga semoga
kelak pernikahan sahabat semua dikaruniai Allah sakinah (ketemtraman), mawaddah
(cinta), rahmah (kasih sayang) dan berkah (selalu bertambah
kebaikan).
Rasulullah SAW bersabda, “seburuk-buruk kalian adalah yang tidak menikah, dan sehina-hinanya mayat kalian, adalah yang tidak menikah” (HR. Bukhari)
Semoga Allah menjadikan kita menjadi pribadi yang lebih baik, mempertemukan kita dengan jodoh yang terbaik, pada kesempatan yang baik pula.. Aamiin.. :)
0 komentar:
Post a Comment
silakan memberi komentar: