25 February 2013

Bingung

Kulihat jarum jam baru menuju angka tujuh. Belum banyak aktivitas yang kulakukan. Namun, entah mengapa perut ini sudah terasa keroncongan. Terbersit di kepala, alangkah enak sarapan dengan gudeg, hmm.. nikmatnya langsung terbayang.

"Woooy..  aku mau beli gudeg nih.. ada yang mau nitip ga?"
Mulailah aku berteriak menawari teman-temanku yang sebagian besar masih bersembunyi di kamar.

Satu persatu mereka keluar menyambangiku sambil memberikan beberapa lembar uang sambil menyebutkan pesanan mereka. Mulai dari gudeg dengan tempe bacem, yang nggak manis, yang pake gorengan, pake tahu bacem, dan lainnya. Hmm.. sejujurnya kepala ini mulai kebingungan mengingat satu per satu pesanan beserta uang yang mereka berikan, maklumlah IQku kan pas-pasan, hehe..

Saat mulai mengelurkan motor dari garasi tiba-tiba ada yang meneriaki,
"Fii.. nitip juga dong.. gudeg pake.. (tuuut, missing)"
Entahlah aku tak begitu mendengar apa yang dikatakannya karena kepala ini masih sibuk mengingat enam macam pesanan sebelumnya.

"Duuuh sorry, aku sudah bingung nih, yang nitip banyak sih," aku menjawab sekenanya.

"Kalo kamu mau, ikut beli aja, aku tungguin, daripada ntar malah lupa, " kulanjutkan jawaban sambil menghidupkan motor.

"Huuft.. males keluar nih, ya udah deh aku nggak jadi nitip," dia menjawab dengan mulut yang manyun.

"Ya udah kalo gitu," ku balas sedikit ketus kemudian ngeloyor pergi.

Sesampainya di warung.. taraaaa.. ternyata antrian cukup panjang. Hmm.. Tiba-tiba kepikiran, kenapa tadi nggak disamain aja sih pesanannya biar simpel, ga perlu mengingat-ingat lagi. Aku hanya bisa mendengus kesal dalam hati sambil terus mengingat pesanan.

Akhirnya giliranku tiba juga. Pesanan yang cukup banyak membuat pengunjung lain memandangiku. Sepertinya mereka juga sedikit kesal menunggu pesananku selesai.

Sebelum membayar ku hitung uang dari saku.
"Hah, kenapa jadi sedikit uangnya..?" aku bicara sendiri keheranan sekaligus khawatir uang kurang.
Untungnya nominal uang itu tepat sesuai untuk membayar makanan yang ku pesan.

Sambil masih keheranan dengan jumlah uang yang berkurang, kulangkahkan kaki keluar warung menuju motor. Lalu kugantungkan plastik makanan di motor sebelum menaikinya. Mendadak aku semakin bingung karena helm yang biasanya menggantung di kaca spion ternyata menghilang.

Motor hitam itu pun kucermati tiap sisinya barangkali helm berpindah tempat ataupun terjatuh, namun tetap saja belum kutemukan. Justru semakin merasa aneh, kok motorku jadi kinclong yaaa..


"Hah...!!" sesaat kemudian aku pun tersadar, segera ku alihkan pandangan ke arah belakang. Yaaa ampuuuun, benar rupanya. Saking sibuknya kepala ini memikirkan  uang, sampai-sampai aku salah menaiki motor.

Kutolehkan kepala ke kanan dan ke kiri. Aman.
Secepat kilat, kulangkahkan kaki kebelakang dan segera memacu motor sebelum semakin banyak orang melihat kebodohanku :)

sumber gambar: http://www.tonymma.com/the-power-of-asking/

0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: