07 September 2011

Masakan Cerminan Cinta


Lebaran merupakan salah satu momen yang sangat ditunggu-tunggu, salah satunya pasti karena ada tradisi mudik yang membuat keluarga baik dekat maupun jauh saling menyempatkan diri untuk bersilaturrahim saling mengunjungi dan saling bermaaf-maafan selepas menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan. Akan ada juga masakan-masakan khas lebaran seperti ketupat, opor, gulai, balado,  rendang, srundeng, dan masakan lainnya yang berbeda pada tiap-tiap keluarga (terbayang kan lezatnya.. hmmm..)

Ngomongin tentang masakan, dulu saat aku masih kecil, aku benci banget dengan kata-kata memasak,uuuh capek..!! (sueeer, beneran deh) bayangin, untuk memasak satu masakan saja harus ngupas bumbu, nyuci bahan-bahan, memotong, memasak, belum lagi ngebersihin perangkat memasak yang kotor sehabis digunakan dan kadang hasil masakan pun tak jelas.. aaaah bete.. bukankah lebih enak beli jadi? Pikirku saat itu..

Aku juga ga habis pikir, kenapa orang tuaku terus menyuruhku untuk belajar memasak, apa lagi nenekku.. (beliaulah chef terhandal di keluarga besarku) selalu ada saja alasan entah karena aku wanita, dan alasan lainnya yang membuatku mati kutu, terpaksa menuruti keinginan mereka belajar memasak meski dengan wajah terlipat-lipat..hehe... #saat itu aku kelas 3 SD

Lama-kelamaan akhirnya aku mulai enjoy memasak, kadang juga malah ketagihan memasak, kok bisa? Bukan karena aku sudah pandai memasak loh.. #salah besar jika beranggapan seperti itu.. (bahkan hingga kini, aku masih tetap saja anak kecil yang belum sepenuhnya bisa memasak, khususnya ketika memasak bersama nenekku masih harus menunggu instruksi ini-itu, haha..). Melainkan karena sekarang aku semakin mengerti hakikat dari memasak, ahaha.. sok berat kata-katanya.. ^_^

Jadi inget salah seorang dosenku yang merangkap sebahai praktisi kesehatan alternatif dan konsultan keluarga pernah menyampaikan di sela-sela kuliahnya bahwa salah satu yang membuat seorang lelaki bertekuk lutut pada wanita adalah masalah perut alias makan, termasuk di dalamnya masalah rasa, ketepatan waktu menghidangkan makanan, dan bagaimana cara seseorang menghidangkan makanan. Sepertinya memang remeh sih.. tapi dalam kuliah itu, dosenku benar-benar berkata dengan serius, bahwa itu merupakan salah salah satu kunci rumah tangga menjadi langgeng, ciyeee.. (tuh catet baik-baik buat yang ingin segera berumah tangga, kalo perlu habis dicatet ditempel di jidat biar ga lupa, loh???)

 Salah satu sobatku yang udah nikah pun pernah tuh curco, waktu awal nikah dia dan suaminya sepakat untuk ga mau repot-repot masak alias pilih beli jadi aja biar ngirit (mungkin cukup setaun sekali-dua kali aja yaa masaknya.. hehe piss.. Cuma becanda *barangkali dia juga ikut baca..) tapi setelah tau dari sebuah kajian bahwa masakan seorang istri/ibu itu lebih berkah, mencerdaskan, dan lebih banyak memiliki keunggulan, akhirnya suaminya pun meminta untuk memasak sendiri saja dan mengurangi membeli masakan jadi kecuali jika terpaksa..  (apalagi masaknya berdua saja.. pasti juga lebih..***** wah kok jadi nyerempet ke mana-mana yaa.. ups sorry ^_^).

Tapi beneran deh, aku ngrasain banget pas harus lama meninggalkan rumah, salah satu yang dikangenin pasti masakan ibu, sesederhana apapun masakannya, seenak apapun masakan di luar sana emang masakan orang tercinta mengalahkan segalanya (terutama kalo’ udah lama ga ngrasain, ga percaya boleh tanya orang rantau tuh.., iya kan?).

Kini, bagiku memasak adalah ekspresi cinta, why? soalnya memasak itu membutuhkan perasaan (selain alat & bahan yang akan dimasak tentunya..ahaha..). Biasanya seseorang bisa memasak enak jika perasaannya sedang baik (yg ini emang cewek bangeet..), tapi emang bener loh, kalo lagi bad mood pas masak bisa2 makanan jadi gosong, lupa bumbu, dan bisa terjadi kekacauan lain saat memasak. Dengan menghadirkan cinta saat memasak, Insya Allah masakan akan menjadi spesial, meski ga pake telor.. dan lebih enak, meski ga pake panyedap.. (apalagi kalo yang masak sambil berdoa saat masak biar masakannya berkah, belum lagi do’a kebaikan untuk yang akan menyantap..pastinya tu masakan jadi luarrr biasa istmewa.. (do’a tukang masak ga diperjual belikan loh di warung-warung makan biasa ^_^)

Sepertihalnya nenekku yang selalu menyempatkan memasak hampir semua jenis masakan yang disukai anak-cucu, tiada yang meminta bahkan memaksa, hanya karena ingin membahagiakan orang tercinta, selelah apapun, sungguh tak lagi dirasa, kalah oleh rasa bahagia saat melihat orang tercinta puas menikmati masakan khas yang lezat tak tertandingi..

Itulah ungkapan cinta terindah yang sempat kurasa dari seorang nenek saat lebaran tiba, cinta memang tak harus diungkapkan dengan kata-kata, bahkan sebuah masakan pun bisa mengungkapkan betapa seserang mencintai kita dan sebaliknya..

Salam cinta, mohon maaf lahir&batin, semoga bisa diambil hikmahnya ^_^


0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: