12 June 2009

Pertanian, Salah Satu Penyumbang Kerusakan Lingkungan


Semakin lama bumi semakin tua, semakin renta dan semakin sakit-sakitan karena berbagai masalah. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang menyebabkan bumi ini semakin sakit. Mengapa? Karena kemajuan teknologi ternyata banyak mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan di bumi ini. Salah satu contohnya yaitu dengan adanya ditemukannya plastik. Plastik merupakan polimer yang berbahan dasar minyak bumi yang biasa dijadikan sebagai tas plastrik, bungkus makanan, barang rumah tangaga, mainan dan yang lainnya. Penemuan plastik sebagai bahan baku berbagai produk yang kuat, ringan, dan tahan lama tentu sangat menguntungkan bagi yang menggunakannya, namun efek dari penggunaan plastik ini juga ternyata sangat mengerikan karena plastik tidak dapat terdegradasi hingga benar-benar habis dengan cara apapun. Bahkan ketika kita membakar plastik, pasti masih akan terdapat zat sisa yang dapat mencemari tanah dan juga akan menghasilkan gas dioksin yang dapat menyababkan kanker dan kemandulan (pasti ngeri donk..?!). Belum lagi kerusakan lingkungan akibat polusi dari asap pabrik, dan kendaraan bermotor yang dapat meracuni baik manusia maupun hewan yang menghirupnya dan gas-gas tersebut juga menjadi salah satu penyumbang terjadinya efek rumah kaca yang mengakibatkan suhu bumi bertambah panas.
Pertanian sendiri termasuk salah satu penyumbang terjadinya kerusakan lingkungan antara lain dengan pembukaan hutan untuk lahan pertanian juga seringkali mengaibatkan terjadinya kebaaran hutan dan banjir, penggunaan bahan kimia baik sebagai racun hama dan penyakit ataupun penggunaan pupuk kimia menyebabkan tanah menjadi sakit dan berkurang kesuburannya sehingga jika hal ini terus dibiarkan akan mengakibatkan produktivitas hasil pertanian yang semakin menurun. Bahan-bahan kimia ini juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit-penyakit baru pada manusia yang mengkomsumsi produk pertanian yang mengandung berbagai bahan kimia tersebut. Oleh karena itu, pada saat ini banyak didengungkan tentang pertanian organic sebagai solusi kerusakan dalam pertanian. Konsep pertanian organic ini yaitu dengan back to nature atau kembali ke alam (bahan alami) khususnya dalam penggunaan pupuk dan juga dalam penanganan hama dan penyakit. Dengan konsep ini lahan akan dapat pulih dari sakit dan akan mendapatkan kembali unsure hara yang sembat hilang. Selain itu, petani sendiri akan lebih mandiri khususnya dalam pengadaan pupuk karena tidak akan tergantung oleh pabrik pupuk kimia, disamping akan semakin menghemat pengeluaran untuk membeli pupuk. Namun, meskipun sudah terbukti dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan lebih baik untuk kesehatan, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan untuk menjalankan pertanian organic. Berbagai tantangan menghadang seperti kebiasaan petani yang sudah terbiasa menggunakan bahan kimia yang lebih cepat terlihat “efeknya” daripada bahan organic, kesadaran petani akan kesehatan kurang, juga kebijakan pemerintah yang selama ini dirasa masih kurang berpihak terhadap petani dan yang terakhir karena kurangnya peran serta mahasiswa dan juga lembaga penelitian yang mau terlibat langsung ke lapangan untuk menangani berbagai permasalahan pertanian bersama petani. Nah, sekarang, sudah siapkah kita mengatasi berbagai masalah pertanian dan lingkungan lainnya? Jawabannya ada di tangan kita sebagai generasi penerus bangsa.

3 comments:

  1. Pertanian itu sumber daya alam yang sangat luar biasa. Jika digunakan dengan baik, hasilnya juga akan baik, jika digunakan untuk hal2 yang "buruk", maka hasilnya juga akan buruk. terkadang menurut kita baik, ternyata di belakang efeknya buruk. jadi bukan pertaniannya yang salah, namun manusia masih belum mampu berpikir cerdas dan bijaksana dalam mengelolanya, kurang memprediksikan efeknya dan hanya mementingkan kepentingan sesaat. so, jangan pernah menjadikan pertanian sebagai subjek, tetapi jadikan dia sebagai objek yang selama ini selalu di anak tirikan, diadudomba, di belakangkan, tugas kita sebagai pelaku pertanian adalah membelanya, tidak memberi kesan buruk tentangnya, dan mencari pihak2 yang merugikannya sembari mencari jalan keluar untuk setiap permasalahan yang menimpanya, memojokannya sampai kepada mematikannya. itu baru namanya tantangan .

    ReplyDelete
  2. @syaifulamri pertanian bukan sumber daya alam melaikan salah satu kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya. Betul bahwa bukan petanian yang salah melainkan manusia yang masih belum bijaksana dalam mengelolanya.

    pertanyaannya, apakah bentuk pertanian yang sekarang diterapkan adalah bentuk pertanian yang bijaksana? lalu mengapa sodari Ufi kemudian bisa menyatakan bahwa pertanian itu merusak lingkungan?
    bukankah pernyataan sodari Ufi menunjukkan memang masih ada yg salah dengan dengan pertanian terutama di Indonesia?

    Saya berpendapat seperti ini :
    Konversi hutan menjadi bentuk penggunaan lain jelas memiliki banyak kerugian. mengapa? karena bentuk ekosistem awal berupa hutan yang memiliki diversitas yang tinggi, berubah menjadi lahan pertanian yang monokultur. Lalu bagaimana caranya praktik pertanian yang tidak merusak lingkungan? ya dengan konsep pertanian sesuai ekosistem awal yang ada.

    Jadi masalah pertanian dan lingkungan di Indonesia memang terjadi karena ekosistem awal dipaksa berubah menjadi bentuk ekosistem baru. berbeda kasus dengan perubahan lahan di negara lain misalnya padang rumput berubah menjadi padang gandum. ekosistem dengan diversitas rendah menjadi lahan pertanian dengan diversitas rendah pula. di Indonesia justru terbalik. hutan yang diversitas nya tinggi berubah menjadi ladang jagung, sawah, dsb yang monokultur. Padahal nenek moyang kita sudah dengan bijaksana menerapkan kosep pertanian sederhana seperti pekarangan yang meniru ekosistem awal yaitu hutan.

    ReplyDelete

silakan memberi komentar: