06 November 2012

sepenggal kisah sedekah dan zakat

Setiap ada di rumah seperti biasanya aku pasti ngobrol banyak hal dengan ibuku. Salah satu yang sering kami bicarakan adalah tentang sedekah dan zakat. Ya, dari kecil aku dibiasakan oleh ibu untuk belajar berzakat, yaitu dengan memotong uang yang aku dapat dari mana pun itu minimal sebesar 2,5% untuk disedekahkan. Secara, masih anak-anak, paling pol juga dapat uang pemberian dari keluarga, semacam angpau, salam tempel, pokoknya yang kayak gituan deh. 

Lucunya, meskipun masih SD aku selalu senang dengan urusan potong-memotong uang. Berapapun yang ku dapat langsung ku hitung dengan kalkulator, atau dihitung manual diambil minimal 2,5% nya untuk dimasukkan di kotak infak keluarga yang nantinya dikelola ibuku. Rasanya bangga sekali bisa menghitung bagian yang harus aku sedekahkan sendiri apalagi ketika diminta menghitung zakat orang tua, hehe. Selain itu, dulu aku juga sempat diajak ke panti asuhan oleh ayahku,dari situ aku juga belajar lebih banyak tentang berbagi, tidak hanya sebatas materi namun juga kebahagiaan lain.

Kebiasaanku saat kecil itu pun terbawa hingga sekarang, meskipun keadaannya sama yaitu sampai sekarang aku belum memiliki penghasilan sendiri hehe.. Hanya saja aku mulai mengelolanya sendiri, tidak dijadikan satu dengan zakat/sedekahnya orang tua lagi jadi lebih terasa gregetnya. 

Banyak kisah kisah menginspirasi dibalik indahnya sedekah. Selain membersihkan harta, sedekah juga merupakan penolak bala loh. Ga percaya? buktikan saja kalau begitu :D Toh bagi yang beragama Islam itu semua sudah disebutkan dalam Al Qur'an. Jadi, tinggal dibuka lagi tuh Qur'annya.

Ada yang cukup menginspirasiku, suatu hari ibuku bercerita tentang mbak ART (asisten rumah tangga) yang belakangan ini juga ikut sedekah untuk anak yatim bersama keluarga kami. Bayangkan, berapa gaji ART? bahkan dibandingkan dengan uang sakuku pun masih lebih banyak uang sakuku. Tapi mbak tersebut bagiku hebat, beberapa kali menitipkan uang 5 ribuan pada ibuku untuk ikut serta disedekahkan. Subhanallah...

Sungguh membuat yang lebih mampu malu bukan?


Selain sedekah harta, ada juga loh sedekahnya ruas-ruas jari. Ada yang tau bagaimana caranya? yuups, bener dengan shalat dhuha. Ini dia haditsnya:

" Setiap ruas jari salah seorang di antara kalian wajib untuk disedekahi setiap hari. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, mengajak kepada kebaikan adalah sedekah. dan mencegah dari kemunkaran juga sedekah. Dan semua itu bisa tercukupi (setara) dengan dua raka'at yang dia lakukan di waktu Dhuha" (HR. Muslim 720).

Sampai sini dulu aja deh ceritaku hari ini, semoga menginspirasi :)


Maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.

4 comments:

  1. inii yang sebenarnya disebut tulisan, pi... makasih sudah mengingatkan dalam bersedekah dari tulisan ini. tampaknya, tulisan ini lebih bermanfaat dibandingkan tulisan-tulisanku,, semangat :)

    ReplyDelete
  2. makasih nda udah komen, saling mengingatkan ya, coz tulisan ini kan pada dasarnya mengingatkan diriku sendiri.
    Alhamdulillah jika ada kebaikan yg bisa diambil dari tulisan ini, semangat juga nda, miss u :)

    ReplyDelete
  3. begitulah allah, maha pengasih, maha pemberi.. balasan bagi yang bersedekah itu janjai allah,

    ReplyDelete

silakan memberi komentar: