18 October 2012

Berkah mengantar ibu

Aku punya cerita lagi nih.. Jadi ahad kemaren kan aku di rumah. Sejak pagi tuh aku udah bad mood karena agak demam dan kepala pusing. Alhasil yang biasanya semangat masak2, akhirnya cuman bisa tengak tengok doang. Kerjaan memasakku pun digantikan oleh ibu.

Menjelang adzan ashar aku merasa agak baikan dan ibuku memintaku untuk menemaninya berbelanja. Biasanya sih yang siap siaga nganter ibuku adalah ayahku, baru selanjutnya aku, soalnya adek-adekku yang lain kan belum cukup umur tuh, hehe.. Nah, kebetulan tuh hari itu, ayahku belum pulang, ceritanya sih lagi nyervisin sepeda adekku yang cowok. Makanya ibuku memintaku untuk mengantar berbelanja.

Awalnya males banget tuh mau mengiyakan, maklum bad moodnya masih kebawa dan ada hal lain yang mau ku kerjaan. Tapi setelah dipikir-pikir, kok ga pantas bangeet ya aku nolak meski ada alasan buat nolak. toh, dulu saat aku kecil tiap kali aku merengek minta ini itu hampir selalu diturutin kan ya sama ortu. 


Akhirnya, meski awalnya sedikit berat, bismillah kulurusin niat untuk nyenengin ibu. Sore itu, setelah shalat ashar kami pun berangkat. Tempat yang pertama kami tuju adalah toko baju muslim, coz memang ibuku butuh membeli baju baru karena perut beliau sekarang semakin buncit, hehe.. Baju-baju yang selama ini menjadi andalannya beberapa telah sulit dipakai dan tak lagi indah dilihat karena postur badan ibu sekarang tak lagi imbang dengan ukuran baju :)

Seleksi baju pun dimulai, heem, ternyata ga mudah mencari baju yang pas dengan postur ibu, mulai yang kekecilan, tangannya kepanjangan, modelnya aneh, dll. Jadi geli sendiri kalo inget, soalnya kebanyakan yang dicoba ga ada yang pas sih, hehe.. 

Nah saat seleksi itulah ibuku justru melihat baju yang cocok untukku, saat itu juga aku dimintanya untuk mencoba, dan pas saudara-saudara. Perlu diketahui aku bener-bener ga habis pikir ibuku dengan begitu saja membelikanku baju, tanpa aku minta, dengan uang pas pasan (maklum bulan ini bulan membayar sedunia; kontrakanku, adekku, SPP, dan lainnya). Jadi menurutku sebenarnya sedikit tidak wajar akhirnya aku sebut kejadian ini sebagai berkah mengantar ibu.

Tak hanya itu, setelah dari toko baju, kami mampir ke swalayan memberi beberapa barang lain dan donat kesukaan adekku. Pulangnya, masih mampir lagi membeli lauk kesukaan kami sekeluarga untuk makan malam sembari membeli jilbab pasangan untuk bajuku dan ibuku.

Sungguh tak terukur cinta seorang ibu, semua yang diinginkannya tak lebih dari apa yang diberikan untuk anak dan suaminya. Memang sepantasnya ibu mendapatkan tempat yang lebih tinggi dari seorang ayah, karena pengorbanan dan perhatiannya yang tak terhingga. 

Ibu, aku sungguh mencintaimu, namun aku sadar cintamu padaku melebihi cinta yang kumiliki. Semoga Tuhan membalas cinta yang tak pernah bisa aku balas dengan cinta yang sejati dan abadi.
I love you

Sungguh berkah Tuhan takkan jauh dari orang yang mau berbuat baik pada orang tuanya.


0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: