01 October 2009

LEBARAN STORY



PART 1....

___sebenarnya aku bukanlah orang biasa mempublikasikan pengalaman dan kegiatanku, tapi entah mengapa lebaran kali ini terasa begitu berwarna bagiku, semua rasa tercampur menjadi satu bak rujak yang segar dan berasa nano-nano gitu deh... meskipun lebaran tahun-tahun lalu sebenarnya gak kalah seru, tapi.. udah basi kali yaaa... penasaran kan?? Simak terus yaaa..ok.. ^_^____
Entah apa yang teman-teman rasakan , namun bagiku Ramadhan kali ini terasa sangat cepat berlalu, ada rasa sesal ketika aku meninggalkan Ramadhan, boleh jadi karena memang rutinitasku yang lebih banyak berkutat pada hal-hal duniawi dan baru ‘terjaga’ setelah rutinitas itu mulai surut pada beberapa hari di akhir Ramadhan. Perbedaan yang paling mencolok antara Ramadhan kali ini dengan yang sebelumya yaitu pada Ramadhan ini aku mulai bisa mengendarai sepeda motorku dan mulai mengkhiri statusku dari “parasit” yang kemana-mana cuma bisa nebeng menjadi “parasut” yang lebih berguna (bisa dipake terjun payung, mukena, baju, de el el). Meskipun masih belajar, tapi kata teman-temanku aku cukup nekat, eh ternyata seru juga ya bisa mengendarai sepeda motor.. jadi bisa belajar kebut-kebutan (nyaingin ayahku pada jaman dulu kali yaaa..) hmm, cuma jangan pernah tanyakan, jika aku berkendara di malam hari, aku akan sangat sopan berjalan hingga jika dilombakan dengan siput, mungakin malah siputnya kali ya yang menang, hihi...
Langsung aja deh ke cerita tentang lebaran.. Lebaran tahun ini ku awali di Kota Wonosobo, Kota kelahiran ibuku. Pada hari H, shalat Ied ku laksanakan di alun-alun Kota Wonosobo yang saat itu keadaan tempatnya masih dingin-dingin empuk, berselimut awan tipis, berhiaskan pohon-pohon di sekeliling, terwarnai oleh balon-balon yang dijual pedagang di beberapa sudutnya dan tentunya dimeriahkan oleh takbir yang diikuti oleh semarak tangis bayi yang ditinggalkan ibu-ibunya shalat (seru boo..) pastinya meninggalkan bekas yang dalam di hati ini. Acara selanjutnya yaitu sungkeman (bukan yang kayak di adat pernikahan jawa itu lho..) intinya, kita saling meminta dan memberi maaf pada nenek, om, tante, sepupu, dan kerabat lain, pastinya dengan dibumbui rasa haru dan lega di hati, ada senangnya juga sih terutama ketika mendapat salam tempel, hehe.. Setelah itu kami sarapan yang ke-2, perlu ku beri tahukan pada teman-teman bahwa kami selalu tak bisa menolak ketika diminta untuk makan bahkan sarapan berkali-kali. Karena rasa masakan nenekku yang tak terkalahkan. Mulai dari opor ayam yang membuat lidah bergoyang, rendang yang empuk dan ‘hot’, srundeng yang manis dan gurihnya pas banget, sup yang membuat air liur mengalir ketika melihat, juga opor kepala kambing+cabai hijau yang rasanya dasyat banget dan udah jarang ditemui ini menjadi menu primadona keluarga besarku tentunya semuanya dipadu dengan sambal dan ketupat khas lebaran (lezatnyaa.. bikin pengen lagi, dan lagi..)
Meskipun berada di tempat keluarga besarku aku tetap ber’dinas’lho, itu lho pake seragam kebesaran yaitu celemek kadang bantu2 masak, bikin minum, yang paling nyenengin kalo dapet tugas jadi baby sitter, senengnya... (asal ga’ diompolin atau di e’ein aja sih..) yang pasti lebaran ini aku akhirnya bisa mencapai salah satu tujuanku: menaklukkan para baby, yes..!! Perjalanan pun berlanjut ke rumah asli nenekku (masih di wonosobo) untuk ziyarah ke makam keluarga besar yang telah tiada, jadi ngerasa gimana gitu.. (umurku di dunia masih berapa lama lagi yaa... whaa, harus siapin bekal banyak nih!!! Ya Allah ampuni hamba...). Jeleknya, habis ziyarah aku langsung beli rujak yang dijual di ujung gang jalan mau ke makam (emang dari awal berangkat sebenernya udah ngebet pengen beli, hehe ^_^) dan untungnya adek-adek sepupuku mau nemenin beli, lumayan.. sore harinya, aku dan adek-adek sepupuku mein ke rumah kakak sepupuku, critanya sih sambil nunggu para ibu-ibu dan bapak-bapak kami musyawarah keluarga di rumah nenek. Tau gak, disana suasananya mistis banget, hawanya agak gimana gitu terus saat kita asyik cerita, tiba-tiba bel berbunyi sendiri tanpa ada yang mencet, dan kita langsung teriak kenceng2 gitu tanpa nunggu komando (maklum saat itu semuanya cewek, tapi emang serem sih..) itu berlangsung dua kali. Waktu magrib tiba.. eeh, lampu kamar mandi dan dapur mati, hiii tambah sereem..!!. untunglah setelah itu kami diboyong ke tempat lain, tapi ditengah jalan ternyata kita berkunjung ke satu keluarga lagi,, disana aku merasa takjub, bukan apa-apa sih cuma salah satu hobbiku tiba-tiba muncul disana yaitu ‘melihat langit’,, Subhanallah, langit pada saat itu indaaaaah banget, kayaknya baru pertama kalinya aku melihat langit malam seindah itu. Sampai-sampai, jika kepala ini menengadah ke atas tuh ya, serasa diluar angkasa gitu, bintang-bintang padat tumpah ruah di segala penjuru langit (wow..!!), tapi sayangnya berselang 15 menit ketika aku melihat langit lagi yang ada malah ganti awan mendung (heran, kok bisa ya berganti secepat itu???). Hmm, perjalanan pun dilanjutkan ke tempat bermalam kami yang sweet banget, tau kenapa? Karena semua keluarga berkumpul menjadi satu dan entah ke mana pun memandang akan terlihat berjajar anak-anak seperti pindang dijemur, bedanya sih cuma baunya aja yang gak amis, hehe.. Akhirnya malam itu, ku akhiri seharian yang melelahkan dengan cukup tragis, tanpa mimpi dan dengan berjuta tendangan dari adikku yang kebetuan tidur di sebelahku (ah, lebay…).
**********Sampai ketemu di PART 2**********

0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: