06 October 2009

My Travel


Part 2 Lebaran Story)
Lebaran hari ke-2. Pagi di Wonosobo memang mengesankan, dinginnya, brrrr.. meskipun begitu, perjuangan harus tetap di pertahankan terutama untuk shalat subuh dan mandi pagi dengan diiringi gemeretak suara gigi yang saling beradu karena kedinginan. Pada pagi itu ada kabar kurang mengenakkan terutama bagi Om ku karena salah satu pabrik milik perusahaan yang dikelolanya terbakar sehingga harus cepat kembali ke tempat urbannya. Untungnya acara kami masih bisa terkendali, meski ada sesuatu yang kurang disana. Siang harinya, aku kembali ke Magelang, ke ‘my sweet home’ yang sesweet pemiliknya ini, hehe.. Lagi-lagi di Magelang ada kabar kurang enak, dirumahku tuh, airnya tiba-tiba mati, padahal cucian udah menumpuk segunung (tergantung gunung yang mana dulu sih..), mana mesin cuci juga jadi rewel gara-gara ga’ ada air, huh.. Untung akhirnya keadaan tersebut tak berlangsung lama dan kami pun dapat melanjutkan perjalanan untuk bersilaturrahim ke tetangga baik dekat maupun yang lumayan jauh. Seneng sih, bisa jalan-jalan bareng keluarga, cuci mata, dimaafin, dapet pahala lagi (semoga), hehe.. meskipun begitu, bagiku seringkali ada siksaan tersendiri ketika bersilaturrahim di banyak tempat sekaligus, dapat ditebak bahwa siksaan yang tak sengaja ku rasa yaitu pada waktu diminta sang empunya rumah yang kami kunjungi untuk makan dan meminum minuman yang telah dibuatkannya, pastinya mau ga mau harus aku makan dan minum yang itu membuatku seperti ratu (karena diperlakukan dengan baik, maklumlah tamu itu kan ratu/raja), tapi lebih pantas disebut ratu yang digelonggong kali yaa.. (soalnya makan & munumnya terus-terusan dari rumah ke rumah, saat itu aku sempat membayangkan betapa nelangsanya menjadi sapi yang digelonggong, hiks… ). Tapi aku salut banget pada warga di daerahku yang bener-bener menghormati banget para tamunya, asal bukan pada tamu yang tak diundang (bisa gawat nanti..). Malam harinya usai shalat Isya’ gantian rumahku yang dibanjiri para tamu, kebanyakan para pemuda-pemudi gitu, seneng rasanya banyak orang yang datang ke rumah, cuma kadang kaget juga ketika kami sekeluarga dalam keadaan yang ‘kurang siap’ baik fisik maupun mental (karena cukup membuat kami kacau dalam ‘berdinas’ hehe..).
Hari ke-3 lebaran. Hampir semua anggota keluargaku pagi itu kesulitan membuka mata karena kegiatan hari-hari sebelumnya yang cukup menguras tenaga, terutama untuk dua bocah SD yang tak lain adalah adikku sendiri, sehingga untuk membangunkannya butuh ‘keahlian khusus’ yang bisa membuat mereka berdua bangun tanpa perasaan yang kacau namun kocak (maksudnya??). Sungguh pagi yang sangat sibuk bagi kami mengingat pagi itu banyak hal yang harus kami selesaikan untuk dapat berangkat pagi ke Klaten untuk melaksanakan hajat akbar tahunan yaitu pertemuan trah keluarga dari pihak ayahku yang berasal dari Boyolali itu. Pada tahun sebelumnya, kami sekeluarga pasti menyempatkan diri untuk ke kota asal ayahku, namun setelah nenek kami meninggal, budaya ke tempat bersejarah itu seringkali kami jadwalkan di selain hari libur lebaran. Perjalanan pagi itu cukup lancar karena kami mendahului ‘jam macet’, meskipun untuk berangkat pagi kami harus merelakan camilan yang telah kami siapkan tertinggal (jadilah saat itu aku menjadi sangat pendiam tanpa camilan, meskipun jika ada camilan boleh jadi aku jadi lebih diam karena sibuk makan..^_^). Sesampainya di sana, kami disambut hangat oleh keluarga ‘sangat besar’ kami, maklum jumlah keluarga trah kami lebih dari 200 orang, terbayang kan gimana hebohnya... (cerita tambahan: lebaran 2 tahun lalu perkumpulan trah diadakan di rumahku, kala itu kami sampai harus menyewa tenda, meja kursi, catering, dll yang membuat para tetanggaku (yang jauh dari rumah) bertanya-tanya, bahkan banyak yang mengira ada acara walimahan di rumahku dengan aku sebagai tersangka utamanya (aku sendiri cuma bisa tersenyum agak manyun -tapi ga’ keliatan- jika ada yang menanyakannya padaku ^_^ konyol gitu..). Intinya seru banget punya keluarga yang sangat besar yang masih bisa saling bertemu (meskipun tidak mutlak harus berangkat dan bisa bertemu). Oh ya, jika di keluarga besar ibuku aku banyak teman seangkatan, berbeda halnya dengan pada keluarga besar ayahku, sebagian besar sepupuku telah berkeluarga sehingga aku menjadi bagian dari kaum minoritas dan rasanya agak aneh juga jika aku terlalu dekat dengan mereka mengingat mereka telah memiliki suami/istri bahkan anak (maklum kebanyakan dari mereka menikah muda baik setelah lulus kuliah, maupun saat masih kuliah, -masih menjadi tanda tanya apakah aku akan mengikuti jejak mereka atau tidak, ada yang tau??-). Tentunya banyak hal yang aku dapat dari pertemuan itu, baik ilmu maupun jaringan juga pengalaman karena kepengurusan keluarga yang solid dan terorganisir dengan baik. Siang harinya, perjalanan pun berlanjut di kediaman tanteku di Solo. Di sana, kami disambut suasana yang lebih lapang (karena ga banyak orang), hmm bau bayi juga terasa dengan keberadaan adek sepupuku yang baru berumur 5 bulan. Bisa ditebak bahwa aku takkan melewatkan saat-saat bisa bermain bersama si dedek. Ternyata adik-adikku yang 3 orang itu juga tak mau kalah, terutama yang cowok sendiri. Soalnya dia di sana punya teman cowok, ga kayak dirumah yang semuanya cewek.. Tapi, untuk masalah bermain bayi tentu aku menjadi yang terdepan diantara mereka. Kurang lebih 3 jam aku lewati untuk bermain dan menggendong si dedek kecil sampai-sampai poros tanganku serasa bergeser beberapa derajat (saking lamanya menggendong pakai tangan, tanganku sempat menjadi aneh ketika digerakkan.. bukan bergerak ke depan belakang tapi agak melenceng miring gitu…) yang aneh lagi, biasanya si dedek ga mau diajak orang lain selain kedua orang tuanya dan nenek-kakeknya, eh saat dia bersamaku malah sempat beberapa kali ga’ mau diajakin ma ortunya (nah lo,, bingung kan? Aku juga bingung.. padahal aku tetap mandi pake air biasa lho ga’ pake lem sedikitpun..). Sorenya, kami berkutat dengan berbagai makanan yang menggoyang lidah, termasuk yang membuat alergiku ikut serta meramaikan sore itu, hingga malam mengantarkan kami ke pulau kapuk dan membawa kami ke negeri seberang (Jawa Timur) untuk menunaikan hajat akbar ke-2 yaitu perkumpulan trah dari keluarga besar Ibuku di Tulung Agung yang tentunya lebih seru..

bersambung di Part 3
(don't miss it yaph ^_^)

0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: