11 October 2009

Be Traveler


(Lebaran Story Part 3)
Sebuah kotak besar berjalan yang lengkap dengan pendingin udara itu melaju menembus malam membawaku bersama dengan 40an orang keluarga besarku menuju Jawa Timur. Malam itu, udara dalam kotak itu sedikit menyiksaku, mengganggu kantukku, memaksaku untuk tak terpejam karena hawa dingin yang cukup menusuk.. Ada rasa bosan, karena kagembiraan dan keceriaan membeku, bersama lelapnya orang-orang di dalam kotak besar itu. Untunglah akhirnya aku bisa menghibur diri dengan bernyanyi lirih, ditemani beberapa makanan ringan setengah berat di tanganku yang sedikit demi sedikit mulai berkurang karena masuk ke mulutku (biasa, ngemil hehe…) Lama kelamaan asyik juga menikmati suasana malam dalam perjalanan, melihat beberapa bintang di langit, sinar lampu dan pepohonan yang menjulang tanpa teman. Setelah lewat malam, dengan menyisakan satu macam kue, lelap ku pun berujung di dunia lain setelah ku masukkan kue tersebut di tas kecil yang ku bawa (hoammm…. ^_^)
Menjelang pagi, suasana sedikit berbeda, mulai terasa adanya kehidupan di kotak besar itu, celetuk beberapa orang mulai menghangatkan suasana yang berjam-jam sebelumnya sempat membuatku bosan dalam kebekuan malam.. kotak besar pun berhenti di depan masjid Agung yang berukuran medium karena tak terlalu besar menurutku (rasanya agak janggal jika disebiut masjid Agung, tapi tak apalah, toh tak penting aku memikirkan itu…). Beramai-ramai kami keluar dari kotak menuju tempat untuk mengambil air di masjid itu, tak ku lewatkan kesempatan untuk sepanjang jalan menebarkan pandangan ke segala penjuru menikmati suasana yang masih terasa asing bagiku.. Shalat berjamaah pun terasa semarak katika rombongan kami datang berbondong-bondong memenuhi deret demi deret shaf yang sebelumya lengang. Pagi itu memang terasa indah, ada kebersamaan dan canda yang kami habiskan hingga mentari tak lagi malu menampakkan diri.. hmm, pastinya ada juga adegan-adegan yang sengaja aku curi melalui kamera yang pagi itu selalu ku genggam, (hehe…). Tapi, pose yang menjadi top pagi itu tetap hanya satu yaitu ketika ibuku berpose bersama kakak perempuannya di depan rumah seseorang yang tak dikenal dengan memegangi bunga-bunga yang bermekaran, mirip benget gaya anak-anak TK yang bermain di taman bunga (tapi hasilnya memang ajaib banget, gambar yang unik dan langka..). Perjalanan pun berlanjut hingga bus besar yang membawa kami itu berhenti di dalam sebuag gang (saat itu bus besar berwarna merah itu cukup menarik perhatian banyak orang karena keberadaannya yang tak lazim..). kami pun kembali berjalan berbondong-bondong dengan membawa barang bawaan masing-masing mirip banget dengan orang yang mau mengungsi.. Sesampainya di rumah yang kami tuju, bahkan sebelum disambut pun bebarapa dari kami langsung memasuki rumah, duduk-duduk bahkan ada yang langsung antre mandi. Setiap orang beraktivitas sesuai dengankebutuhannya sendiri-sendiri hingga acara keluarga pun dimulai. Tak seperti biasanya, acara keluarga kali ini terasa lebih cair karena sudah banyak hal yang mencairkan kami di kotak besar yang membawa kami semalaman, hingga acara yang biasanya fresmi pun menjadi acara yang lebih bersahabat bagi setiap kalangan tak memandangapakan anak-anak, remaja, orang tua maupun tetua. Semua berbaur menjadi satu dalam pembahasan tiap point penting dalam trah keluarga besar ini. Semakin hangat terasa ketika pose-pose kami tertangkap jepretan kamera yang mewarnai suasana. Memang, tak seperti pembahasan biasanya, karena tujuan besar kali ini adalah untuk mewariskan nilai nilai kekeluargaan pada generasi yang muda, maka usulan-usulan dari ‘yang muda’ banyak yang tertampung. Menjadi kian ramai, karena keberadaan keluarga nantinya akan di kelola juga pada situs jejaring facebook dalam sebuah group sebagai solusi bagi keluarga yang selama ini tinggal jauh misal: mengikuti suami di luar Jawa, menuntut ilmu atau pun bekerja di luar negeri (usulan yang baik menurutku, karena tak lagi membatasi pertemuan langsung, namun dimana pun berada..online terus deh, buat menjaga silaturrahim,hehe…). Acara tersebut ditutup dengan makan besar denga menu yang tak kalah enak dengan saat sarapan pagi, mak nyuss banget.. ^_^. Setelah perut terisi, perjalanan pulang pun menunggu kami dengan didahului shalat yang kami qashar (dalam hal ini adikku yang paling kecil seneng banget, karena dia gak perlu shalat 2 kali, haha…), namun, gara-gara adik-adikku cukup usil mengutak atik tas kacilku, mengkibatkan hal yang tak mengenakkan terjadi yaitu seperangkat barang berhargaku tertinggal (kaca mata, charger, alat tulis dan barang -barang kecil lainnya). Uuh, keki juga jadinya ketika perjalanan berlanjut dan ketika hampir sampai rumah baru kuketahui barang-barang itu tak lagi ada. Ujung perjalanan yang sangat mengasyikkan, penuh dengan canda yang nyanyian anak kacil bersahutan berubah hambar jadinya.. Namun, tak pantas juga menyalahkan anak kecil, yah.. sepotong perjalanan yang indah pasti semakin berkesan dengan adanya kerikil tajam yang dapat mengganggu perjalanan, begitu bukan??
Hari-hari selanjutnya aku menjadi punya pengalaman baru karena ketika aku berkendara motor dengan kecepatan tinggi, yaitu mau tak mau harus ikut mendengarkan komando adikku yang memboncengku, haha.. meskipun berkendara sendiri juga sebenarnya sanggup adikku saja yang kuatiran… (asal tidak pada malam hari dengan tanpa kaca mata, bisa-bisa tak sampai sampai saking hati-hatinya,hehe…). Pesan moral: jagalah mata, karena mata adalah jendela dunia… ^_^

0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: