25 May 2012

Jodohmu di depan matamu (I)


Jodohmu di depan matamu adalah tema seminar nikah oleh pak Noveldy, yang termasuk pakar pernikahan nasional di Indonesia. Seminar ini merupakan seminar nikah yang pertama kali saya ikuti, biasanya sih pengetahuan seputar pernikahan saya dapatkan dari hasil baca buku dan juga mengikuti kajian pernikahan.


So, karena penasaran banget, akhirnya ikut juga seminar nikah yang kebetulan pas diadakan di jogja (bahasa kerennya sih, pucuk dicinta ulam tiba, hehe). Meski tiketnya “lumayan” buat seorang mahasiswa yaitu sebesar  200rb (tiket couple) & 150rb per orang (Januari 2012). Karena itu juga, meski saya belum punya pasangan, biar ngirit, ambil jalan pintas beli tiket couple (ikut seminar bareng sepupu yang sama-sama perempuan, hehe) à itung2 latihan kalo ntar udah punya pasangan beneran :D

oke deh, langsung ke pembahasan seminarnya yuuuk..  pantengin terus yaa ^_^


Yogyakarta memang aseli kota pelajar, terbukti peserta seminar nikah di jogja 80% mahasiswa single, sedangkan  di kota lain kebanyakan peserta malah sudah berkeluarga.

Pertanyaan pertama yg dilontarkan pada peserta adalah.. 

Berapa lama sudah belajar untuk pernikahan anda?
Bandingkan dengan lamanya anda belajar untuk karier anda? 

Padahal kebanyakan orang menginginkan pernikahannya akan berlangsung seumur hidupnya bukan? Dan interaksi ikatan pernikahan bukankan selalu ada setiap hari selama 24 jam, jelas berbeda dengan waktu berkarir. Mulai deh cengar-cengir pas seminar..


Fakta mengejutkan yang sempat ditunjukkan dalam seminar:
·         Media Indonesia: perceraian meningkat 10x lipat
·         Kompas: 10% perkawinan berakhir cerai
·         Di Asia-Pasific perberaian Indonesia menempati rangking tertinggi
·         Dan beberapa data lain yang tidak sempat saya catat, tapi sama2 ngeri deh..

Ternyata menikah tidak hanya butuh materi, tapi juga modal lainnya yang berupa skill, knowledge dan mindset yang tepat tentang pernikahan.
Jangan sampai punya gelar status tanpa hubungan hanya gara2 bekalnya kurang. Hubungannya menikah, tapi nyatanya garing, diem2an, jalan sendiri-sendiri bahkan ga betah serumah. Ironis kan? Padahal banyak yang mengalami hal itu. Fakta lagi nih, bahwa perceraian 92% terjadi karena ketidakharmonisan (kurang bekal) dan juga disebabkan karena pasangan suami-istri mengutamakan ego masing-masing, padahal ego tidak pernah bisa bersatu dengan kebahagiaan. Jadi pilih mana?

Untuk itu, bagi yang belum menikah, mari buat proposal menikah dulu. Apa sih isinya?
Ga harus di tulis di atas kertas (emang mau cari sponsor?hehe), apalagi sampe dibubuhi materai, walah. Minimal didiskusikan seperti apa gambaran pernikahan bahagia anda (mau seperti apa kita kelak, keluarga seperti apa yang ingin dibangun, kriteria pasangan, dan membandingkan konsep bahagia versi kita dan versi pasangan/calon). Rumusan itulah nantinya yang akan menjadi salah satu dasar untuk dapat mengokohkan pernikahan sehingga menjadi bahagia.  


Beberapa mindset tentang pernikahan:

·         Orang yang sudah menikah à salah pilih pasangan??
benarkah? Mungkin benar tapi mungkin lebih tepat anda belum bisa menjadikan pasangan sebagai soulmate anda. Karena soulmate itu bukan ditemukan tapi diciptakan. Tentu diciptakan dengan adanya saling pengertian dan komunikasi yang baik. Seorang suami/istri juga harus bisa menjadikan pasangannya sebagai sahabat terbaiknya. Orang lain? setelah itu deh..

·         Pasangan berhenti berjuang
bisanya dilami perempuan nih, sebelum menikah pasangan benar-benar memperjuangkan mati-matian tuh biar bisa dapet. Setelah menikah, kok tidak diperjuangkan lagi yaa, malah cuma dibiarkan. Wajarkah? Menurut pak Noveldy tuh ya, itu artinya mungkin anda memang sudah tidak layak lagi diperjuangkan oleh pasangan. Agar tetap layak untuk diperjuangkan dan dicintai, coba jadikan diri anda selalu menjadi lebih baik, belajar lebih perhatian terhadap pasangan, lengkapi skill komunikasi, keterampilan rumah tangga, parenting, dan berikan pelayanan terbaik untuk pasangan. pasangan akan terus memperjuangkan anda dan membuatnya jatuh cinta lagi, lagi dan lagi, hehe
J ayo saling melayakkan diri untuk dicintai dan diperjuangkan pasangan agar rumah tangga lebih harmonis (sok promosi).

·         Persiapan nikah untuk berapa lama?
Banyak orang yang ingin menikah dan hidup bersama pasangan seumur hidup, tapi hanya mempersiapkan pernikahannya untuk sehari (pas hari H pernikahan, pas pesta2nya saja) habis itu ga ngerti mo ngapain, nah lo, gimana tuh??

·         Merasa tak layak bahagia
ada orang ada yang cenderung “pasrah” dengan kehidupannya, menganggap apa yang terjadi itu semua adalah takdir Tuhan yang tidak bisa diubah lagi. Ah, benarkah? Tidak bisa diubah atau tidak mau berusaha untuk mengubah? Beranikah membayar harga untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan? Pembicara (Pak Noveldy) menceritakan 7 tahun awal pernikahannya itu bagai neraka dunia, namun beliau berani membayar harganya memilih resign dari perusahaan tempatnya bekerja untuk menyelamatkan pernikahannya dan mendapatkan kebahagiaan bersama keluarga. Padahal saat itu karir beliau sedang sangat menanjak. Dan sekarang terbukti, surga dalam keluarganyapun dia dapatakan dengan pengorbanannya itu. Bagaimana dengan anda?

·         Kedewasaaan vs umur
Biasanya laki-laki nih, jika kedewasaan itu berbanding lurus dengan umur, apakah laki-laki yang umurnya sudah cukup sudah pasti dewasa? Tidak juga kan? jadi sebenarnya dewasa tidak selalu berbanding lurus dengan umur. Lalu untuk apa menikah menunggu cukup umur? Banyak juga orang yang masih muda tapi sudah dewasa. Toh pernikahan akan membuat seseorang menjadi cepat dewasa dibandingkan jika masih single
J

·         Pacaran vs lama pernikahan
faktanya lamanya pacaran tidak sebading dg lamanya pernikahan. buktinya tu banyak aktris yang demikian. Mengapa? Karena saat pacaran kebanyakan pasangan tidak saling terbuka (pada pake topeng2an), tidak mengungkapkan kekurangan masing-masing karena takut ditinggalkan pacar, visi-misi bersama pun tidak banyak yang memiliki, hanya mengejar kesenangan yang disertai kekhawatiran. Bukankah lebih baik pacaran secara resmi dengan pasangan setelah menikah, pasti lebih menyenangkan
J bahkan pacaran setelah menikah ini justru harus menjadi kegiatan wajib yang sangat penting loh untuk memperbaiki hubungan, malahan harus dijadwalkan dengan baik, jadi kalo perlu (kalo sudah punya anak) titipin dulu deh anak ke orang lain biar bisa jalan berdua, wah met pacaran :D

·         Siapa sahabat terbaik anda?
Jawaban yang benar adalah suami/istri, jika belum, mari koreksi diri untuk lebih terbuka, kenali diri kenali pasangan. Cari tau kesukaan pasangan, apa kebutuhannya dan berkreasilah dengan kreatif. Membahagiakan pasangan tidak berarti harus memberi sesuatu yang mahal, ah yang bener?? Iya, contoh nih: anda menganggap cara membahagiakan pasangan adalah dengan memberinya pizza, padahal pasangan sukanya makan nasi pecel. Apakah pasangan merasa bahagia jika anda memberinya pizza? Meskipun harga pizza lebih mahal, namun pasangan pasti lebih bahagia jika dikasih nasi pecel kan? Ini berlaku untuk hal lainnya. Jadi jalinlah komunikasi secara baik dengan pasangan sehingga tidak terjadi misskom, okey..


0 komentar:

Post a Comment

silakan memberi komentar: