30 May 2012

di balik kebiasaan jajan anak


Sudah menjadi rahasia umum di balik cantiknya jajanan yang menggoda anak-anak terkandung berbagai zat yang berbahaya bagi kesehatannya. Berikut ini berbagai zat berbahaya dan ancamannya bagi kesehatan.
Zat terlarang yang terkandung dalam bahan makanan:
  • Zat pewarna yang dilarang, antara lain auramine, metanil yellow, chrysoidine, rhodamin, burn umber. Zat pewarna yang dimaksud dipergunakan untuk pewarna industri tekstil dan lain-lain.
  • Zat pengawet, seperti nitrofuran, asam benzoate, dan kloroform. Formalin dan boraks juga berada di antara pengawet yang dilarang karena bukan untuk digunakan pada makanan.
  • Zat pemanis, sakharin, siklamat dan juga aspartame (yang saat ini dinilai sebagai pemanis yang tidak berbahaya)
Bahaya yang mengancam:
  • Zat pewarna seperti rhodamin, jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan kanker hati beberapa tahun mendatang.
  • Vetsin atau mono sodium glutamate (MSG) yang dikonsumsi secara berlebihan bisa menyebabkan kanker. Dalam jangka pendek bisa juga menyebabkan pusing dan mual.
  • Formalin dan boraks bisa membuat gangguan pencernaan, muntah-muntah, hingga depresi system saraf.
  • Pencemaran timbal (Pb) pada makanan yang dijajakan di pinggir jalan tidak bisa diremehkan karena bisa mengakibatkan infertilitas, kelumpuhan, mual, dan muntah-muntah, sakit kepala, hingga kesulitan berpikir.
  • Selain timbale, makanan jajanan yang tidak higienis sangat mungkin tercemar bakteri E.coli. Bakteri ini menyebabkan sakit perut, diare dan gangguan pencernaan lainnya.
Selain berbahaya bagi kesehatan, jajan juga mengakibatkan pemborosan keuangan, karena sebagian besar anak-anak yang doyan jajan tidak menghabiskan makanan yang dibelinya, namun hanya memuaskan nafsu jajannya. Jika hal ini menjadi kebiasaan, ketika si anak dewasa ada kemungkinan dia menjadi kurang pandai mengelola keuangan dengan baik karena sering terjebak dengan nafsu belanja sesaat.


Penyebab anak sering jajan cara mengatasinya antara lain:

·         Meniru orang tua atau orang2 disekitarnya
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa anak-anak adalah peniru ulung yang akan meniru apa yang didengar dan dilihatnya termasuk apa yang dimakan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah media yang  juga berpengaruh sangat besar terhadap kebiasaan anak terutama televisi, banyak iklan makanan “buruk” ditayangkan hampir 24 jam turut serta mewarnai kebiasaan anak.
sebaiknya, tua harus bisa mengontrol kebiasaan jajan, atau tidak memperlihatkan jajanan pada anak. Selain itu orang tua juga harus pandai-pandai memberi pengertian pada anak akan bahaya jajanan yang tidak sehat meskipun sepintas terlihat begitu menarik.

·         Orang tua terbiasa “menyogok” anak yang rewel dengan memberi jajanan
Adakalanya bukan orang tua yang memberi, tapi juga orang lain yang berusaha menenangkan anak dengan cara pintas. Efeknya, anak yang terbiasa dengan jajanan yang rasanya “enak” menjadi sulit makan makanan yang sehat namun tidak terlalu “enak”.
Sarannya, orang tua harus bisa memberi pemahaman dengan komunikasi yang baik terhadap anak, mengajak bermain, bercerita, atau kegiatan lain yang bisa menghilangkan atau membuat anak lupa dengan keinginan jajannya. Jika anak masih rewel dengan ingin jajan, ada baiknya orang tua membuat makanan yang serupa dengan yang diinginkan anak dengan komponen yang lebih sehat, tentunya dengan mengajak serta anak untuk membuat makanannya tersebut, biasanya anak akan bangga dan senang memakan makanan buatannya sendiri.

·         Anak sering diajak jajan oleh orang tua
Orang tua yang sering mengajak anaknya jajan biasanya akan mengakibatkan anak “menagih” jajan lagi.
Jadi, sebelum bepergian seharusnya baik anak maupun orang tua sama-sama mengenyangkan perut dulu di rumah, jika taerpaksa harus jajan di luar maka harus selektif memilih makanan yang akan dimakan.

·         Manajemen uang saku yang kurang baik
Uang saku yang berlebih tanpa memberi pengertian akan tentang bagaimana cara memanagenya dapat mengakibatkan budaya konsumtif pada anak untuk jajan terus menerus.
Alangkah lebih baik jika orang tua memahamkan pada anak akan pentingnya mengelola uang saku dengan mengajarkan menabung, adanya uang sosial untuk diberikan pada yang berhak, dan hal lain selain jajan. Ketika anak sudah semakin mengerti, ada baiknya memberi uang saku mingguan, kemudian bulanan dan melarangnya meminta sebelum waktu yang ditetapkan. Hal ini dapat membantu anak untuk mengontrol pengeluarannya sendiri yang akan sangat membantu ketika anak beranjak dewasa.

Poin terpenting adalah kelurga, keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh terhadap kebiasaan anak. Keluarga yang dibiasakan dengan masakan rumah dan cemilan sehat yang selalu tersedia di rumah akan signifikan mengurangi keinginan jajan anak di luar rumah terutama jika makanan yang tersedia di rumah bervariasi dan disajikan secara kreatif. Begitu juga dengan kebiasaan makan bersama antar anggota keluarga, makan bersama dengan suasana yang nyaman akan membuat anak lebih nyaman untuk makan lebih banyak di rumah. Meski tak semua jajan itu buruk namun tetap lebih baik untuk tidak membiasakan.

NB: saya sendiri dari kecil tidak terbiasa banyak jajan, sampai dengan sekarang saya lebih suka makanan rumah atau memasak sendiri. Memang sebagai anak kecil dulu saya juga cukup sulit mengerti peraturan baik orang tua khususnya dalam hal jajan. Namun, lama kelamaan mulai terbiasa dan menikmati karena orang tua selalu on time dalam menyiapkan makanan, juga camilan termasuk buah-buahan. Nah, ketika dewasa, tubuh juga menjadi sensitif ketika makan makanan yang kurang sehat misal mie instant, es atau makanan lain yang berpengawet, perasa kimiawi dan rekan2nya. Oleh karena itu makanan sehat tetap menjadi prioritas bagi saya sebelum memakan yang lainnya. semoga bermanfaat J

Salah satu cerita jajanan di pinggir jalan bisa di lihat di sini 

Sumber:  http://www.duniabelajar.com dan inspirasi dari berbagai sumber lain
sumber gambar dari sini

1 comment:

silakan memberi komentar: