15 December 2012

Mencicip Mandai

Dua hari yang lalu salah seorang temanku pulang dari kalimantan selatan dengan membawa beberapa oleh-oleh. Dari semua yang dibawanya, ada satu makanan yang menurutku paling menarik untuk diulas yaitu mandai (seperti salah satu nama hari dalam bahasa inggris ya?). Mandai merupakan makanan khas dari suku Banjar di Kalimantan. Mandai termasuk makanan pendamping nasi, biasa digoreng atau ditumis.

Mandai terbuat dari kulit buah cempedak (Indonesia), atau dikenal dengan sebutan nangka beurit (Sunda), nongko cino (Jawa), tiladak (Banjar) dan memiliki nama ilmiah Artocarpus integer. Bentuk buah cempedak mirip buah nangka, namun buahnya biasanya lebih legit dan harum. 

seperti inilah bentuk buah cempedak


Jika dalam gambar terdapat 2 belah cempedak, maka kulitnya yang sebelah kiri yang dipakai untuk diolah. 

Mandai dibuat dari kulit cempedak yang sudah dibersihkan dari kulit luarnya kemudian direndam dengan air garam yang biasanya ditempatkan pada toples plastik yang tertutup selama 2-3 hari sehingga menjadi lunak dan mengeluarkan bau khas mandai. 


Sedangkan cara mengolah mandai dapat dilakukan dengan memotongnya sesuai selera kemudian menggoreng atau menumisnya.


Bagi orang yang belum pernah mencicip madai sebelumnya, mungkin akan sedikit terkejut dengan sensasi rasa  asin asam yang terasa dan jangan sekali-kali kepedean mencoba memakannya tanpa nasi *pengalaman pribadi nih, hehe.. Masakan mandai memang sangat unik, pengolahannya dapat mengurangi sampah organik sekaligus menghasilkan olahan makanan yang tahan lama hingga berbulan-bulan. Meskipun menurutku, rasa dan aromanya aneh, tapi patut untuk anda coba :)




4 comments:

silakan memberi komentar: